2017: Sometimes I win, Sometimes I learn
Setelah kemarin syaa nulis bagaimana indahnya mengisi 3 minggu pertama di tahun 2018, kok saya pikir enggak afdol banget sih kalau misal saya ini tidak melakukan kilas balik di 2017.
Telat sih. Tapi enggak apa-apa kan ya, daripada tidak sama sekali. -YA ALLAH PU, HIDUPMU KEBANYAKAN MINTA PEMAKLUMAN-
Sebelum 2017 berakhir dan bersiap menapaki
2018, saya berencana untuk kilas balik dan evaluasi diri. Jujur, pas di awal
saya berpikir 2017 itu tahun yang berat, tapi pas kilas balik dan mencatat
banyak hal yang terjadi di 2017 kok lebih banyak senangnya ya. Dari 42 kejadian
yang paling membekas di hati selama 2017 berlangsung ini, Cuma ada 7 hal yang
enggak menyenangkan. Ya berarti kalau dikalkulasi Cuma 6 % doang kan. Toh dari
6 % tersebut, saya juga learn alias belajar banyak hal. Makanya tema 2017 kali
ini adalah 2017: Sometimes I Win, Sometimes I Learn.
Nah, terus apa aja dong hal-hal yang
menyenangkan di 2017, nih tak kasih kilas balik hal-hal menyenangkan yang
memberi impresi tersendiri bagi saya selama 2017:
1. Latihan membatik
di Kampung Batik Laweyan.
Setelah hampir 2
tahun tinggal di Solo, akhirnya tahun ini saya berhasil ikut kelas membatik
yang betulan kelas, walaupun Cuma 1 pertemuan di kampong batik Laweyan. Sempat
ditanya sama bapaknya, mahasiswa mana, dalam rangka apa, mau penelitian ya?
JUjur, saya
sempat bengong karena sebenarnya rencana saya belajar membatik ini ya buat senang
senang saja. Biar waras dan punya pengetahuan baru.Masa iya harus nunggu jadi
mahasiwa dulu dan penelitian buat membatik.
Kalau mau lihat
hasil batikan saya bisa cek di sini.
Kerja keras
berdarah-darah yang menguras air mata akhirnya dapat apresiasi juga.
Dikarenakan saya masuk 20 top speaker terbaik dalam ajang seminar nasional kali
ini, tercatatlah di halaman pertama skripsi eceng gondok kesayangan saya yang
terhormat. Kalau mau baca versi online-nya silahkan mampir ke sini.
3. “Love yourself
before love other people.”
Dapat petuah ini
setelah ngelakuin deep conversation sama temen kampus. Waktu itu dia bahas tentang
cita-cita menjadi ibu pada perempuan, entah kenapa ujung-ujungnya bisa sampai
bahas ini. Well, sebelum seorang perempuan mencintai orang lain, dia mesti
belajar mencintai diri sendiri, mencintai kelebihan dan kekurangannya.
4. Join di kelas
IIP alias Institut Ibu Profesional
Dari zaman dulu,
sudah sering nulis resolusi soal join IIP ini. Ya pengen belajar aja, tapi kan
jauh. Ya soalnya di masa itu kalau mau ikut kelas IIP mesti ke Salatiga, ke
rumah Ibu Septi Peni Wulandani, founder-nya IIP itu.Nah, kalau sekarang kan
sudah gampang karena kelas sudah dibuat per cabang wilayah dan ada sistem
online offline-nya gitu. Kalaupun temu offline ya cuma di Solo dan sekitarnya
aja kok. Walaupun sampai sekarang belum jadi juga sih ikutan temu offline.
Resolusi 2018 kali ya, temu offline IIP hahaha…..
5. Tulisan dimuat
di Jateng Pos
Setelah sekian
lama enggak pernah nulis di media selain di media kantor sih. Akhirnya nulis
lagi di Jateng Pos dan dicopy sama kantor yayasan buat dipajang di websiteyayasan. Huhuy….
6. Les TOEFL di
ELTI
Setelah dulu
gagal dan banyak bolos les TOEFL di FEB UGM, akhirnya tahun ini saya bisa rutin
beneran rajin les dan mendengarkan dengan baik selama pelajaran. Ya walaupun
hasil TOEFL saya belum sesuai dengan harapan, tapi hasilnya lumayan lah sudah
naik 53 poin dari saat test di FEB. Rencana sih tahun 2018 nanti mau belajar
secara mandiri. Siapin aja deh TOEFL akhir tahun 2018. Targetin naik 20 poin
aja. Soalnya prioritas yang mau dituju belum ke
arah masuk sekolah lagi sih.
7. Punya bukunya
Haruki Murakami dan Enid Blyton
Akhirnya saya
punya buku karya sastra terkenal penulis Jepang ini. Beli second a.k.a preloved
di Pick a Book. Ujung-ujungnya saya nggak bayar sih, karena kata yang punya
store, buat saya dikasih aja dah…. :)
Tahu kan Enid
Blyton, penulis buku anak yang legend banget dari Inggris. Dulu waktu kecil
saya sering baca buku petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton dari
buku-buunya Tante saya atau pinjam perpus. Dan tahun 2017 kemarin saya punya
sendiri alias berhasil beli sendiri di Gramedia.
8. Diterima di
Magister Manajemen UGM
Bahagia karena
keterima lagi di mantan kampus. Sayangnya enggak dapat beasiswa. So, nggak jadi
diambillah itu LoA nan keren aduhai itu. But, It’s okey. Saya belajar banyak
kok dalam proses ini.
9. Ke Librairie Café
Akhirnya nemu
suasana ala Jogja selama di Solo. Di kafenya Pak Sutanto, dosen UNS ini, kamu
akan merasa harapan hidup ala Jogja itu masih ada. Suasana intelektualitas yang
dibangun. Heuheu menyenangkan. Bisa lihat suasana Librairie Café di foto ini.
10. Dalam
seminggu,pergi ke Semarang dua kali dan bikin impromptu vacation ke Jakarta
Berkelana ke
Semarang dalam sepekan selama 2 kali. Nggak ada sepekan malah, tiga hari aja
kayaknya. Yang satu naik bus dan nyobain gojek di Semarang. Go-ride sejujurnya
tidak ditrekomendasikan di Semarang, karena jalan naik turun dan di beberapa
tempat sedang ada proyek pelebaran jalan yang menyebabakan beberapa jalan
justru rusak karena alat berat, jalannya berlubang, cyiiiiin. Enggak enak
dilewatin pakai motor.
Yang satu naik
mobil dijemput dari Solo. Pulang ke Jogja dan ngerasain prameks mogok besoknya
pas mau balik Solo. Woooooh….luar biasa, sampai mikir, KRL Jakarta gini banget
enggak yah….heheh
Rencananya pas
ke Jakarta kemarin mau nyobain KRL, tapi gagal
karena mikir bawa banyak barang dan factor keselamatan juga sih.
Akhirnya naik Gojek dari Bekasi ke Pasar Senen, nggak usah bayangin gimana
capeknya mas Gojek pas nganterin saya, saya Cuma bisa puk-puk pakai doa.
11. Mendengarkan
banyak lagu di Spotify
Terima kasih
banyak untuk penemu Spotify yang sudah menyegarkan hari-hari saya dengan
lagu-lagu menyenangkan di setiap harinya. Seru loh bikin playlist selama
setahun di Spotify.
12. Terpilih sebagai
Relawan Kelas Inspirasi di Boyolali
Seneng banget
bisa kepilih di KI Boyolali, sayangnya terpaksa dilepaskan gara-gara di kantor
saya masuk tim media menyambut Jokowi untuk acara national gathering yayasan.
13. Akhirnya ngekost
Yeya akhirnya
jadi anak kost lagi. Awalnya sih, saya ambil kostan di Solo. Terserah diizinkan
enggak diizinkan saya nekat kost di Solo, sampai akhirnya beneran bisa lepas
dan ngekost sendiri deh di Gemolong. Sampai saat ini Alhamdulillah, ngekost
berjalan aman dan sejahtera. Semoga selalu seperti itu untuk seterusnya.
14. 30 Days Workout
Saya mencoba menantag diri melakukan 30 days
workout. Ada aplikasi di hape gitu, yang khusus ngasih kita instruksi untuk
fitness ala-ala Puteri Indonesia dari rumah. Sakit banget ternyata coy, padahal
kelihatannya sederhana gitu. Tapi ya bikin keringetan. Saya sebenarnya suka sih
sama 30 Days Workout ini, tapi bikin badan saya jadi makin kurus, alias berat
badan saya turun. Jadi, saya memutuskan berhenti dulu. Mungkin kapan gitu
nyobain yang abs atau yang mbentuk lengan itu aja kali ya. Enggak usah yang
Full Body Workout.
15. Game of Thrones
rilis
Dan Daenerys
penuh kejutan. Sama mengejutkannya kayak hidup.
16. Harddisk laptop
si Titania berhasil dibenerin
Modal Rp
120.000,00 hard disk berhasil di-casing rapi. Dan jutaan kenangan muncul
kembali.
17. Mulai praktik
Konmari
Saya mulai
praktik ngerapiin barang, ngerapikan buku, membuang hal-hal yang tak perlu. Dan
ternyata lumayan bikin hidup jadi menyenangkan.
Sebenarnya masih banyak
sih hal menyenangkan lain di 2017. Tapi kok capek ya ngetiknya. Segini dulu aja
ya….
Besok-besok dilanjut.
Semangat menyambut 2018.
XOXO
Komentar
Posting Komentar